Rollingstone.co.id – Teks eksplanasi adalah materi pelajaran Bahasa Indonesia kelas 11 SMA. Apa saja yang dibahas dalam teks eksplanasi? Inilah yang nanti akan kita bahas dalam penjelasan kali ini. Kali ini, kita bersama-sama akan belajar tentang pengertian teks eksplanasi, strukturnya, ciri-cirinya, hingga ke contohnya. Langsung saja mari kita simak penjelasannya berikut ini.
Secara sederhana, teks eksplanasi bisa diartikan sebagai teks yang berusaha menjelaskan proses terjadinya sesuatu. Dalam hal ini, teks eksplanasi lebih banyak menjelaskan tentang fenomena alam, seperti gempa bumi, tsunami, atau fenomena alam lainnya. Meski begitu, bukan berarti teks eksplanasi hanya bisa membahas topik-topik seputar fenomena alam. Teks eksplanasi juga bisa membahas fenomena sosial, budaya, politik, hingga ekonomi.
Pengertian Teks Eksplanasi Menurut Ahli
Untuk memudahkan kita dalam memahami teks, kita memang bisa mendefinisikan teks eksplanasi sebagai teks penjelasan. Akan tetapi, untuk memberikan pemahaman yang lebih baik lagi, kamu bisa menyimak pengertian teks eksplanasi menurut para ahli. Jika dilihat dari asal katanya, eksplanasi berasal dari bahasa Inggris Explanation Text yang berarti teks yang berisi proses-proses terjadinya sesuatu. Menurut para ahli, definisi teks eksplanasi adalah sebagai berikut.
-
Menurut Restuti (2013: 85)
Menurut Restuti dalam buku Modul Bahasa Indonesia, teks eksplanasi adalah sebuah teks yang menjelaskan proses atau fenomena alam maupun fenomena sosial. Dalam teks eksplanasi, fenomena tersebut dijelaskan dengan detail dengan deretan penjelas yang disusun secara kronologis.
-
Menurut Mahsun (2013: 185)
Ahli Bahasa Indonesia lainnya, Mahsun, memberikan pendapat yang lebih lengkap daripada Restuti. Menurut Mahsun, teks eksplanasi disusun dengan struktur yang terdiri dari pernyataan umum (pembukaan), deretan penjelas (isi), dan juga interpretasi (penutup).
Mahsun juga menjelaskan bahwa bagian pernyataan umum ini berisi tentang topik atau peristiwa yang akan dijelaskan. Selanjutnya, sesuai namanya, deretan penjelas berisi tentang uraian atau penjelasan mengenai proses terjadinya suatu peristiwa atau fenomena alam. Terakhir, bagian interpretasi merupakan pendapat singkat dari sang penulis tentang peristiwa yang dibahas.
Di sini, Mahsun memang tidak menjelaskan definisi teks eksplanasi secara gamblang. Akan tetapi, beliau justru menjelaskan lebih detail tentang struktur teks eksplanasi. Dari struktur yang dijelaskan tersebut, kita bisa mengetahui bahwa definisi teks eksplanasi menurut Mahsun tak jauh berbeda dengan pendapat Restuti. Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan suatu fenomena.
Tujuan Teks Eksplanasi
Sama seperti teks lainnya, teks eksplanasi juga ditulis dengan tujuan tertentu. Setelah mengetahui pengertian teks eksplanasi, selanjutnya kita juga harus memahami tujuan penulisannya. Secara sederhana, tujuan teks eksplanasi adalah sebagai berikut.
- Menjelaskan fenomena atau peristiwa yang pernah atau sedang terjadi
- Menjelaskan sebab dan akibat terjadinya suatu peristiwa
Ciri-Ciri Teks Eksplanasi
Untuk memudahkan kita membedakan teks eksplanasi dengan jenis teks lainnya, kita juga perlu memahami ciri-ciri teks eksplanasi. Teks yang masuk materi kelas 11 SMA ini juga mempunyai ciri-ciri khusus. Berikut adalah ciri-ciri teks eksplanasi.
- Bertujuan untuk memberikan penjelasan detail mengenai suatu peristiwa atau fenomena.
- Termasuk teks nonfiksi yang memuat data, fakta, dan opini yang logis.
- Bersifat faktual, yakni memuat informasi yang sifatnya fakta dan ilmiah.
- Bersifat informatif, yakni bertujuan memberikan informasi.
- Menggunakan kata-kata yang menyatakan hubungan kronologis atau urutan, misalnya pertama, kedua, setelah itu, selanjutnya, dan lain sebagainya.
- Strukturnya terdiri dari pernyataan umum, deretan penjelas, dan juga interpretasi.
Struktur Teks Eksplanasi
Selanjutnya, kita akan membahas tentang struktur teks eksplanasi. Pada dasarnya, struktur teks dalam Bahasa Indonesia kurang lebih sama, yakni ada pembuka isi dan penutup. Akan tetapi, masing-masing teks mempunyai penyebutan yang berbeda-beda. Dalam teks eksplanasi, strukturnya terdiri dari pernyataan umum, deretan penjelas, dan juga interpretasi. Berikut penjelasan detail tentang struktur dari teks eksplanasi.
-
Pernyataan Umum atau Identifikasi Fenomena
Pada bagian pembuka, teks eksplanasi mempunyai bagian yang bernama pernyataan umum. Di buku Bahasa Indonesia lainnya, bagian ini sering juga disebut dengan identifikasi fenomena. Bagian ini berisi tentang identifikasi fenomena atau peristiwa yang akan dijelaskan. Hal ini bisa berkaitan dengan fenomena alam, budaya, sosial, atau fenomena-fenomena lainnya.
Pernyataan umum secara sederhana bisa diartikan sebagai pembuka. Di dalam bagian pembuka, tentu saja kamu harus menjelaskan topik yang akan dibahas terlebih dahulu.
-
Deretan Penjelas atau Proses Kejadian
Bagian kedua teks eksplanasi disebut dengan deretan penjelas. Di buku lainnya, bagian ini juga sering disebut dengan proses kejadian. Pada bagian ini, yang dibahas adalah proses kejadian yang sesuai dengan fenomena yang dijelaskan pada bagian satu. Bagian deretan penjelas ini bertugas menjawab pertanyaan “bagaimana” atau “mengapa”.
Bagian deretan penjelas adalah bagian inti. Jadi, pada bagian ini, proses terjadinya fenomena atau peristiwa harus dijelaskan sesuai dengan urutannya. Proses terjadinya sesuatu bisa menjelaskan pertanyaan “bagaimana”. Sementara itu, jika isinya merupakan jawaban dari pertanyaan “mengapa”, hal-hal yang dijelaskan di dalamnya bersifat kausalitas atau sebab dan akibat.
Intinya, pada bagian penjelas, entah itu merupakan proses kejadian atau sebab-akibat, semuanya harus dijelaskan dengan detail. Data dan fakta dibutuhkan pada bagian ini.
-
Interpretasi atau Penilaian penulis
Bagian terakhir teks eksplanasi adalah interpretasi. Di buku lain, bagian ini juga sering disebut dengan penilaian penulis. Pada bagian ini, penulis menjelaskan pandangan pribadinya atau penilaiannya tentang konsekuensi atas kejadian yang sudah dipaparkan sebelumnya. Dengan kata lain, bagian ini adalah bagian penutup atau kesimpulan.
Jenis-Jenis Teks Eksplanasi
Pada penggunaannya, teks eksplanasi juga bisa dibedakan ke beberapa jenis. Menurut penjelasan yang dikutip dari NWS Departement School and Education (2012), teks eksplanasi ini dibagi menjadi 4 jenis. Berikut adalah penjelasan detailnya.
1. Eksplanasi Sequential
Jenis teks eksplanasi ini menjelaskan rincian atau tahapan suatu fenomena. Misalnya, terjadinya hujan, siklus rantai makanan, atau fenomena pelangi.
2. Eksplanasi Kausal
Jenis teks eksplanasi yang kedua adalah eksplanasi kausal. Teks eksplanasi ini menjelaskan mengenai penyebab terjadinya sesuatu secara bertahap. Contoh tema eksplanasi kausal adalah penyebab gempa bumi.
3. Eksplanasi Teoretis
Teks eksplanasi yang ketiga ini lebih fokus ke spekulasi di balik terjadinya suatu fenomena alam. Misalnya, dalam fenomena letusan gunung berapi, mungkin bisa memicu terjadinya bencana lain yang lebih dahsyat.
4. Eksplanasi Faktorial
Jenis teks eksplanasi yang terakhir adalah eksplanasi faktorial. Teks eksplanasi ini membahas tentang efek atau dampak dari suatu peristiwa atau fenomena alam. Misalnya, efek terjadinya kolonialisasi.
Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi
Secara bahasa, teks eksplanasi juga mempunyai ciri kebahasaan khusus. Berikut adalah ciri kebahasaan teks eksplanasi yang wajib kamu pahami.
1. Menggunakan Fakta dan Opini
Teks eksplanasi termasuk ke dalam teks nonfiksi. Oleh karena itu, teks jenis ini lebih banyak menggunakan fakta-fakta daripada opini. Meskipun begitu, teks ini tidak semata-mata hanya mengandung fakta. Teks eksplanasi juga berisi opini-opini penulis yang berkaitan dengan hubungan sebab dan akibat tentang suatu peristiwa.
Opini penulis lebih kepada pandangan si penulis terhadap peristiwa yang sedang dijelaskan. Pendapat yang diungkapkan tetap berkaitan dengan fakta. Jadi, berbeda dengan pendapat pada teks argumentasi yang bersifat membujuk, pendapat dalam teks eksplanasi hanya bertugas untuk menjelaskan fakta.
2. Menggunakan Kata Ganti
Kata ganti dalam teks eksplanasi bukan kata ganti orang. Kata ganti yang dipakai langsung merujuk pada jenis fenomena yang sedang dibahas. Kata ganti yang digunakan adalah kata benda, baik yang abstrak maupun yang konkret. Contoh kata benda yang sering digunakan dalam teks eksplanasi adalah banjir, gerhana, kesenian, embrio, dan lain-lain.
Kata ganti orang seperti ia, dia, atau mereka tidak dipakai dalam teks eksplanasi. Tidak ada kata ganti persona sama sekali. Mengapa? Karena teks eksplanasi pada dasarnya tidak menjelaskan individu. Teks ini berusaha mengungkapkan peristiwa atau gejala alam.
3. Menggunakan Kata Kerja Aktif dan Pasif
Apa itu kata kerja aktif? Kata kerja aktif adalah kata kerja yang menunjukkan proses secara aktif. Dalam teks eksplanasi, kata kerja aktif juga banyak dipakai. Contoh kata kerja aktif adalah mengudara, mempengaruhi, membentuk, mengelabuhi, berbicara, dan lain sebagainya.
Tak hanya menggunakan kata kerja aktif, dalam teks eksplanasi juga banyak ditemukan kata kerja pasif. Contoh kata kerja pasif adalah terbagi, terlihat, terwujud, terakhir, ditimbun, dimulai, dilahirkan, dan lain sebagainya.
Intinya, dalam teks eksplanasi, kata kerja aktif dan kata kerja pasif banyak digunakan. Oleh karena itu, di beberapa soal latihan tentang teks eksplanasi, siswa sering diminta untuk mendaftar yang mana kata kerja aktif dan yang mana kata kerja pasif. Pastikan kamu memahaminya, ya.
4. Konjungsi Kausalitas
Konjungsi adalah kata hubung, sementara kausalitas adalah hubungan sebab dan akibat. Konjungsi kausalitas di sini bisa dimaknai sebagai kata hubung yang menandakan sebab-akibat. Konjungsi kausalitas terbagi ke dalam konjungsi intrakalimat dan antarkalimat. Beberapa contoh konjungsi kausalitas adalah sebagai berikut.
Konjungsi intrakalimat:
- karena
- sebab
- sehingga
- maka
Konjungsi antarkalimat:
- Oleh karena itu,
- Oleh sebab itu,
- Maka dari itu,
5. Konjungsi Kronologis
Konjungsi kronologis adalah konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau urutan peristiwa. Konjungsi ini juga terbagi menjadi konjungsi intrakalimat dan antarkalimat. Berikut adalah beberapa contoh konjungsi kronologis.
Konjungsi intrakalimat:
- setelah
- sebelum
- ketika
- saat
Konjungsi antarkalimat:
- Kemudian
- Setelah itu,
- Lalu,
- Pada akhirnya,
6. Kalimat Simpleks atau Kalimat Tunggal
Dalam teks eksplanasi, siswa juga diajak mempelajari kembali jenis-jenis kalimat berdasarkan jumlah klausanya, yakni kalimat simpleks dan kalimat kompleks. Yang akan kita pelajari terlebih dahulu adalah kalimat simpleks atau disebut juga kalimat tunggal. Apa itu kalimat simpleks?
Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya memiliki satu klausa. Kamu tentu sudah tahu klausa bukan? Klausa adalah kumpulan dari Subjek dan Predikat. Jadi, kalimat tunggal hanya memiliki satu susunan klausa.
Pahami contoh kalimat simpleks berikut.
Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota.
S P K
Karena hanya memiliki satu klausa (S-P), contoh kalimat di atas disebut sebagai kalimat simpleks atau kalimat tunggal.
7. Kalimat Kompleks atau Kalimat Majemuk
Berbeda dengan kalimat simpleks yang hanya memiliki satu klausa, kalimat kompleks memiliki dua atau lebih klausa. Kalimat kompleks atau kalimat majemuk juga terbagi menjadi dua, yakni kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Dalam kalimat majemuk setara, klausa pertama dan klausa kedua kedudukannya setara. Klausa pertama menempati posisi subjek dan predikat, begitupun klausa yang kedua. Sementara itu, kalimat majemuk bertingkat memiliki kedudukan klausa yang berbeda. Ada yang disebut dengan klausa induk (induk kalimat) dan ada yang disebut klausa bawahan (anak kalimat).
Kalimat Majemuk Setara
Contoh kalimat majemuk setara adalah sebagai berikut:
Saya sedang belajar, sedangkan adik sedang menonton TV.
S P S P O
Penjelasan:
- Klausa pertama berkedudukan: Saya sedang belajar
- Klausa kedua berkedudukan: adik sedang menonton TV.
- Kedua klausa tersebut dihubungkan dengan konjungsi sedangkan.
Kata hubung yang menunjukkan hubungan majemuk setara adalah sedangkan, tetapi, melainkan, dan, atau, serta. Jika dua klausa dihubungkan dengan salah satu konjungsi yang sudah disebutkan tadi, kalimat tersebut disebut sebagai kalimat majemuk setara.
Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Induk kalimat menempati posisi S-P atau S-PO, sementara anak kalimat menempati posisi Keterangan (K). Anak kalimat adalah bagian kurang penting dalam kalimat majemuk. Bagian pentingnya ada di induk kalimat. Coba perhatikan contoh berikut.
Adik sedang menangis ketika ayah baru saja pulang.
S P K: S – P
Penjelasan:
- Klausa induk atau induk kalimat menduduki posisi S-P: Adik sedang menangis
- Klausa bawahan atau anak kalimat menduduki posisi Keterangan: ayah baru saja pulang
Kedua klausa tersebut dihubungkan dengan konjungsi ketika. Konjungsi lainnya yang bisa menjadi tanda kalimat majemuk termasuk bertingkat sebagai berikut:
- Jika
- Maka
- Ketika
- Saat
- Karena
- Sehingga
- Dan masih banyak lagi lainnya.
Contoh Teks Eksplanasi tentang Fenomena Sosial Beserta Strukturnya
Supaya pemahaman tentang teks eksplanasi lebih mantap, kamu perlu membaca beberapa contoh teks eksplanasi. Berikut ini adalah contoh teks eksplanasi yang bisa dijadikan referensi dalam memahami teks eksplanasi atau membuat tugas. Langsung saja simak contoh lengkapnya berikut.
Judul: Stigma Negatif Pengamen Jalanan
Pernyataan umum:
Saat berada di kota-kota besar, keberadaan pengamen bukan hal yang asing lagi. Semakin menjamurnya pengamen jalanan tentu menimbulkan masalah tersendiri. Beberapa orang menanggapinya secara positif, tetapi ada juga yang menanggapinya secara negatif. Sayangnya, tanggapan negatif lebih banyak jumlahnya dibandingkan tanggapan positif. Pengamen jalanan sering diidentikkan dengan dekil, kotor, kriminal, dan berbagai stigma negatif lainnya. Mengapa stigma negatif ini bisa terjadi?
Deretan Penjelas:
Stigma negatif yang melekat pada pengamen jalanan ini sudah berlangsung sejak lama. Ada banyak sekali faktor mengapa stigma negatif tersebut terjadi. Salah satu alasannya adalah karena profesi ini identik dengan pendidikan rendah. Anak-anak atau pemuda yang tidak sekolah atau putus sekolah memilih profesi ini alih-alih bekerja sebagai buruh kasar. Rendahnya tingkat pendidikan juga berpengaruh pada perilaku mereka.
Stigma negatif ini mulai muncul akibat perilaku para pengamen yang kasar. Tak jarang, pengamen yang tidak diberi uang justru mengumpat. Jika diberi uang receh pun, beberapa pengamen justru melemparkan uang tersebut kepada si pemberi. Ini adalah beberapa alasan mengapa stigma negatif pada pengamen melekat kuat dalam benak masyarakat.
Interpretasi
Dari penjelasan di atas, ternyata ada beberapa alasan mengapa stigma negatif bisa melekat dalam profesi sebagai pengamen jalanan. Meski begitu, kita tidak bisa menyamakan bahwa semua pengamen adalah kasar. Berbeda individu, berbeda pula karakter yang mereka miliki.
Kesimpulan
Itulah penjelasan lengkap mengenai teks eksplanasi beserta contohnya. Sebagian besar contoh teks eksplanasi membahas tentang fenomena alam. Dalam pembahasan ini, kami berusaha memberikan contoh lain tentang fenomena sosial. Dengan ini, semoga kamu semakin paham dengan materi teks eksplanasi ini.
Ingin belajar lebih banyak lagi tentang materi-materi penting sekolah yang lebih lengkap dan jelas? Di sini, kamu bisa menemukan banyak penjelasan tentang materi di sekolah. Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
- Pengertian dan Contoh Teks Editorial
- 27 Contoh Teks Prosedur Protokol, Sederhana, Kompleks
- Arti Pancasila sebagai Ideologi Terbuka dan Contohnya
- Teks Eksposisi : Pengertian, Struktur, Ciri, Contoh, Tujuan
- 10 Contoh Teks Editorial di Koran, Kesehatan dan Pendidikan