Cara Penulisan Gelar yang Benar

Posted on

Rollingstone.co.id – Secara umum, penyebutan gelar pada nama orang sudah ada sejak lama. Gelar ini kemudian digunakan untuk membedakan seseorang berdasarkan fungsinya di masyarakat seperti tuan, nyonya, nona, haji, pegawai, lulusan sarjana, dan masih banyak lagi. Cara penulisan gelar perlu diperhatikan agar penulisannya tepat. Jika salah penulisan, pasti maknanya juga berbeda.

Gelar juga bisa sebagai ungkapan rasa sopan seseorang kepada orang lainnya. Juga bisa dianggap sebagai pemberian penghargaan atas pencapaian seseorang. Penjelasan mengenai gelar secara lengkap bisa disimak pada lanjutan artikel di bawah ini.

Pengertian Gelar

Pengertian-Gelar

Definisi gelar adalah sebutan atau ungkapan yang digunakan sebelum dan sesudah nama seseorang untuk menunjukkan statusnya, misalnya gelar pekerjaan seseorang, gelar untuk penulis karya kreatif, atau gelar pendidikan seseorang.

Contoh seseorang yang memiliki gelar adalah kata seperti ‘Tuan’, ‘Nyonya’, ‘Sarjana’, atau ‘Dokter’ yang digunakan di depan atau di belakang nama mereka sendiri untuk menunjukkan status atau profesi mereka. Seseorang yang telah selesai menempuh pendidikan kedokeran maka akan dianugerahi gelar Dr.

Gelar kelulusan atau juga disebut gelar akademik di bidang pendidikan adalah salah satu dari beberapa gelar yang diberikan oleh perguruan tinggi atau universitas untuk menunjukkan bahwa seseorang telah menyelesaikan suatu program studi atau tingkat pencapaian akademik.

Orang-orang dengan gelar profesional berdasarkan afiliasi dengan politik, pendidikan, agama, militer, dan sebagainya dapat diidentifikasi seperti itu pada referensi pertama. Gelar cukup penting untuk sebagian masyarakat karena dianggap sebagai bukti pencapaian seseorang atas suatu hal.

Sebagian besar penulisan gelar berupa singkatan. Alasan penulisannya disingkat karena terlalu panjang. Agar penulisannya tidak salah, di bawah ini ada beberapa panduan penulisan yang bisa digunakan.

Tata Cara Penulisan Gelar yang Benar

Tata-Cara-Penulisan-Gelar-yang-Benar

Beberapa orang terkadang salah dalam penulisan gelar. Hal ini sering terjadi karena belum mengerti kiat-kita menulis gelar dengan benar. Berikut ini adalah acuan penulisan gelar menurut pemerintah.

  • Penulisan gelar harus sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Misalkan seorang sarjana teknik harus menggunakan gelar sarjana teknik tidak boleh menggunakan gelar sarjana pertanian.
  • Gelar tidak hanya ditulis pada belakang nama seseorang saja, tetapi juga ditulis di depan nama seseorang. Penempatan gelar tergantung gelar apa yang didapatkan. Misal seseorang telah melaksanakan ibadah haji maka mendapatkan gelar “H” di depan nama orang tersebut.
  • Penulisan gelar selalu menggunakan tanda baca titik. Penempatan tanda baca ini juga tergantung gelar apa yang didapatkan.
  • Tanda baca koma digunakan untuk memisahkan nama seseorang dengan gelar yang didapat.
  • Tanda baca titik digunakan untuk memisakkan singkatan gelar seperti contoh seseorang yang menyandang gelas sarjana ekonomi maka penulisannya adalah “S. E.”
  • Tanda baca koma juga digunakan untuk memisahkan antara gelar satu dengan gelar yang lainnya. Karena banyak orang saat ini yang memiliki gelar lebih dari satu. Seperti contohnya “S. E., M. E.”
  • Tanda baca titik juga digunakan untuk mengakhiri penulisan gelar.

Kesalahan Dalam Penulisan Gelar

Kesalahan-Dalam-Penulisan-Gelar

Penulisan gelar yang salah bisa membuat arti gelar tersebut juga salah. Di bawah ini ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh beberapa orang.

  • Sering salah dalam menuliskan ejaan seperti nama lengkap penyandang gelar, tanda baca, ejaan gelar.
  • Tidak update nama gelar yang baru. Pemerintah terkadang memperbaharui beberapa gelar pendidikan. Banyak orang terkadang kurang update mengenai hal ini sehingga menyebabkan banyak kesalahan penulisan.
  • Tidak teliti menulis gelar. Ada beberapa gelar yang hampir mirip penulisannya sehingga terkadang tertukar. Misalnya adalah sarjana komputer atau “S. Kom.” hampir mirip dengan sarjana ilmu komunikasi atau “S. I. Kom.
  • Gelar tertukar. Tak jarang banyak yang sering salah sebut suatu gelar atau sebutan. Seperti contoh sebutan “Doktor” dan “Dokter”. Kedua sebutan ini jelas berbeda. Gelar “Dokter” diperuntukkan untuk seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan S3. Lalu, untuk gelar “Dokter” adalah gelar yang diperuntukkan untuk seseorang yang telah resmi menjadi dokter. Perlu diketahui “Doktor” dan “Dokter” adalah sebutan bukan gelar. Gelar untuk “Doktor” dan “Dokter” adalah “Dr.”.
  • Kesalahan penulisan huruf kapital. Ini juga termasuk kesalahan yang sering terjadi. Seperti contoh penulisan gelar sarjana ekonomi harusnya ditulis “S. E.” bukan “S.e.”

 

Bagi Sobat yang mencari aplikasi bermanfaat, kami sarankan untuk mencoba mengakses situs malavida.co.id untuk download aplikasi sepuasnya secara gratis di sana.

 

Contoh Penulisan Gelar

Contoh-Penulisan-Gelar

Agar lebih memahami dan mengerti pengenai penulisan gelar yang benar, di bawah ini ada beberapa contoh yang bisa digunakan untuk menambah wawasan.

Gelar Sarjana

Seseorang yang telah memiliki gelar sarjana muda atau sarjana pada awalnya hanyalah sebuah tahap menuju fase selanjutnya. Pemegang gelar sarjana dengan demikian telah menyelesaikan tahap pertama kehidupan akademik dan dimungkinkan untuk melanjutkan dengan program studi untuk tingkat master atau doktor.

Beberapa contoh gelar yang untuk sarjana adalah sebagai berikut:

  • S. P. untuk sarjana pertanian
  • S. Pd. I. untuk sarjana pendidikan Islam
  • S. Ag. untuk sarjana agama
  • S. Fil. untuk sarjana filsafat
  • S. Pd. untuk sarjana pendidikan
  • S. Psi. untuk sarjana psikologi
  • S. Pt. untuk sarjana peternakan
  • S. E. untuk sarjana ekonomi
  • S. H. untuk sarjana hukum
  • S. I. P. untuk sarjana ilmu politik
  • S. Kes. untuk sarjana kesehatan
  • S. Kom. untuk sarjana computer
  • S. Kar. untuk sarjana karawitan
  • S. H. I. untuk sarjana hukum Islam
  • S. K. M. untuk sarjana kesehatan masyarakat
  • S. Fil. I. untuk sarjana filsafat Islam
  • S. Hum. untuk sarjana humaniora
  • S. Ked. untuk sarjana kedokteran
  • S. S. untuk sarjana sastra
  • S. Si. untuk sarjana sains
  • S. Sos. untuk sarjana sosial
  • S. Th. I. untuk sarjana theologi Islam
  • S. T. untuk sarjana teknik
  • S. Sn. untuk sarjana seni
  • S. Sos. I. untuk Sarjana Sosial Islam
  • S. Th. untuk sarjana theologi

Gelar Magister

Magister juga dikenal sebagai pascasarjana. Pendidikan pascasarjana adalah cara umum untuk mendapatkan pelatihan profesional lanjutan dalam mata pelajaran yang sangat spesifik. Pendidikan pascasarjana lebih kompleks daripada pendidikan sarjana. Setelah selesai menempuh pascasarjana seseorang bisa melanjutkan pandidikan lanjutan untuk mendapatkan gelar master, gelar doktor dan gelar profesional.

Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan gelar ini bervariasi berdasarkan jenis program. Biasanya yang terpendek untuk program magister yaitu dua tahun studi. Gelar magister diberikan untuk seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan S2. Berikut contoh-contoh gelar yang diberikan:

  • M. Ag. untuk magister agama
  • M. Kom. untuk magister komputer
  • M. E. untuk magister ekonomi
  • M. Hum. untuk magister humaniora
  • M. T. untuk magister teknik
  • M. Pd. I. untuk magister pendidikan Islam
  • M. Psi. untuk magister psikologi
  • M. P. untuk magister pertanian
  • M. Kes. untuk magister kesehatan
  • M. Si. untuk magister sains
  • M. H. untuk magister hukum
  • M. Fil. I. untuk magister filsafat Islam
  • M. Fil. untuk magister filsafat
  • M. E. I. untuk magister ekonomi Islam
  • M. M. untuk magister manajemen
  • M. H. I. untuk magister hukum Islam
  • M. Pd. untuk magister pendidikan
  • M. Sn. untuk magister seni

Gelar Doktor

Untuk seseorang yang menempuh pendidikan S3 gelar yang diberikan adalah gelar doktor. Waktu tempuh untuk program doktor paling lama yaitu lima hingga tujuh tahun studi. Berikut contoh gelarnya:

  • Doktor untuk lulusan S3. Penulisannya adalah “Dr.”

Gelar Profesor

Profesor merupakan seseorang yang sudah menyelesaikan pendidikan S3 dan sudah memberikan kontribusi kepada masyarakat. Kontribusi yang diberikan bisa berupa penelitian, pengabdian masyarakat, menjadi pengajar di perguruan tinggi, dan beberapa pengabdian lainnya. Di Indonesia, professor bukanlah gelar akademis tetapi jabatan fungsional. Berikut contoh penulisannya:

  • Profesor. Penulisannya adalah “Prof.”

Gelar Drs

Gelar Drs. atau Doktorandus adalah gelar yang diberikan untuk seseorang yang sudah menyelesaikan pendidikan S2. Gelar Drs. Pada saat ini sudah tidak digunakan lagi karena telah ada klasifikasi tersendiri untuk beberapa jenis pendidikan. Contoh penulisannya adalah:

  • Doktorandus. Penulisannya adalah “Drs.”

Gelar Diploma

Pendidikan diploma ada 4 yaitu diploma satu, diploma dua, diploma tiga, dan diploma empat. Khusus untuk yang menempuh jenjang pendidikan diploma bukan gelar yang didapatkan tetapi sebutan profesional. Berikut contohnya:

  • Diploma satu disingkat D1. Sebutan professional adalah ahli pratama. Penulisannya adalah A.P.
  • Diploma dua disingkat D2. Sebutan professional adalah ahli muda. Penulisannya adalah A.Ma.
  • Diploma tiga disingkat D3. Sebutan professional adalah ahli madya. Penulisannya adalah A.Md.
  • Diploma empat adalah D4. Sebutan professional adalah ahli. Penulisannya adalah A.
  • Gelar Md. PD. untuk Ahli Madya Pendidikan
  • Gelar Md. Par. untuk Ahli Madya Pariwisata
  • Gelar Md. Kes. untuk Ahli Madya Kesehatan
  • Gelar Md. Per. untuk Ahli Madya Keperawatan
  • Gelar Md. Keb. untuk Ahli Madya Kebidanan

Gelar Haji

Gelar haji digunakan oleh seseorang yang sudah menunaikan ibadah haji. Ada dua penulisan untuk gelar ini yaitu gelar yang diberikan untuk seorang laki-laki yang menunaikan ibadah haji dan juga untuk perempuan yang sudah menunaikan ibadah haji. Berikut contoh penulisannya:

  • Haji untuk laki-laki yang sudah menunaikan ibadah haji. Penulisannya adalah “H.”
  • Hajjah untuk perempuan yang sudah menunaikan ibadah haji. Penulisannya adalah “Hj.”

Penulisan Gelar di Undangan yang Benar

Sering kali banyak orang bingung ketika harus mencantumkan gelar seseorang pada undangan. Penulisan gelar di undangan yang benar adalah gelar yang sesuai dengan ijazah pendidikan terakhir. Penulisan gelar di undangan masih menuai pro dan kontra karena masih sering terdapat kesalahan dalam penulisan.

Tipsnya ketika ingin mencantumkan gelar seseorang adalah bertanya langsung pada pemilik gelar agar bisa meminimalisir kesalahan penulisan.

Penulisan Gelar Insinyur

Gelar insinyur diberikan untuk seseorang yang sudah selesai menempuh pendidikan teknik. Gelar ini saat ini sudah tidak digunakan lagi untuk lulusan baru. Gelar ini bukan lagi sebagai gelar akademis tetapi menjadi gelar profesi. Berikut contoh penulisannya:

  • Insinyur. Penulisannya adalah Ir.

Penulisan Jabatan yang Benar

Penulisan khusus jabatan beserta gelarnya juga sering banyak terjadi kesalahan. Penulisan yang benar adalah:

  • Nama jabatan yang tidak diikuti oleh nama tempat, lembaga, dan nama orang maka ditulis dengan huruf kecil semua. Contohnya adalah “bupati”.
  • Nama jabatan yang diikuti oleh nama tempat, lembaga, dan nama orang maka penulisannya menggunakan huruf kapital di awal kata. Contohnya adalah “Bupati Malang”.

Gelar Kebidanan

Sekolah kebidanan ada beberapa perbedaan gelar tergantung pada jenjang sekolah yang ditempuh. Berikut penulisan gelarnya:

  • Diploma tiga (III) lulusan kebidanan memiliki gelar Ahli Madya Kebidanan. Penulisan gelarnya adalah A.M.Keb.
  • Diploma empat (IV) lulusan bidan pendidik memiliki gelar Sarjana Sains Terapan. Penulisan gelarnya adalah S.S.T.
  • S1 Kebidanan memiliki gelar Sarjana Kebidanan. Penulisan gelarnya adalah S.Keb.
  • S2 Kebidanan memiliki gelar Magister Kebidanan. Penulisan gelarnya adalah M.Keb.
  • Pendidikan profesi bidan memiliki gelar Bidan. Penulisan gelarnya adalah Bd.

Gelar Keperawatan

Ada beberapa penulisan gelar keperawatan. Berikut contoh penulisannya:

  • Diploma tiga (III) keperawatan memiliki gelar Ahli Madya Keperawatan. Penulisan gelarnya adalah Amd.Kep.
  • Diploma empat (IV) memiliki gelar Sarjana Sains Terapan. Penulisan gelarnya adalah S.ST.
  • Untuk program pendidikan S1 memuliki gelar Sarjana Keperawatan. Penulisan gelarnya adalah S.Kep.
  • Pendidikan profesi memiliki gelar Ners. Penulisan gelarnya adalah Ns.
  • Pendidikan Master memiliki gelar Master Keperawatan. Penulisan gelarnya adalah M.Kep.
  • Pendidikan spesialis keperawatan anak memiliki gelar Sp.Kep.A.
  • Pendidikan spesialis keperawatan jiwa memiliki gelar Sp.Kep.J
  • Pendidikan keperawatan maternitas memiliki gelar Sp.Kep.Mat.
  • Pendidikan keperawatan medikal bedah memiliki gelar Sp.Kep.MB.
  • Pendidikan keperawatan komunitas memiliki gelar Sp.Kep.Kom.

Gelar Profesi Dokter

Program profesi dokter wajib ditempuh oleh Sarjana Kedokteran agar bisa memiliki gelar “Dr.”. Pendidikan profesi ini lebih umum disebut dengan koas. Para Sarjana Kedokteran melakukan koas selama 1,5 tahun dan setelah selesai koas para sarjana resmi menyandang gelar “Dr.”. Berikut penulisan gelarnya:

  • Pendidikan profesi dokter memiliki gelar Dokter. Penulisan gelarnya adalah Dr.

Gelar-gelar di atas adalah gelar yang umum digunakan oleh banyak orang di Indonesia. Daftar gelar di atas bisa gunakan untuk berbagai keperluan seperti penulisan pada buku, surat, email, dan juga bisa digunakan calon mahasiswa ketika memilih perguruan tinggi. Calon mahasiswa bisa memilih gelar dan bidang studi yang diinginkan. Pilihan-pilihan ini termasuk gelar sarjana, program pascasarjana dan gelar profesional.

Cara penulisan gelar yang benar perlu dipahami agar tidak ada lagi kesalahan penulisan. Kelasahan-kesalahan seperti ini bisa menyebabkan berbagai masalah karena dianggap menyalahi aturan. Karena itu, pelajari dengan benar tata cara penulisannya.


Baca juga: